HAKEKAT PEMBANGUNAN


Pembangunan adalah upaya meningkatkan kesejahteraan penduduk yang juga sebagai sumberdaya manusia, pada hakekatnya dilakukan melalui pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan. Di sisi yang lain sumberdaya manusia memiliki dimensi sebagai subyek dan sasaran pembangunan.. Untuk dapat mengelola sumberdaya tersebut dituntut memiliki pengetahuan Geografi terutama bagi para perencana dan pelaku pembangunan sehingga dengan demikian akan   memahami potensi sumberdaya yang ada dan berbagai pemasalahannya.
Pembangunan telah lama dilakukan oleh berbagai bangsa di dunia, namun disparitas penduduk secara ekonomi, sosial, budaya, politik dan mendapatkan akses yang proporsional terhadap seluruh penduduk masih tetap membayang-bayangi suatu bangsa. Bangsa Indonesia pernah dipimpin presiden secara silih berganti dan masing-masing memiliki program dan agenda pembangunan untuk menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang dasar 1945, namun kemiskinan, pengguran, kesempatan kerja, akses terhadap pendidikan dan kesehatan masih banyak dihadapi oleh warga bangsa ini.

Laporan ADB mengemukakan bahwa kelas menengah di negara sedang berkembang di Asia didefinisikan sebagai mereka yang berpengeluaran 2 – 20 dollas AS/kapita/hari. Tahun 2008 struktur  masyarakat Indonesia digambarkan sebagai berikut: a. Miskin sebesar 59,24 persen (<  2 dollar AS), b. Menengah bawah sebesar 29,93 persen ( > 2 – 4 dollar AS), c. Menengah antara sebesar 9,70 persen (>4 – 10 dollar AS), d. Menengah atas sebesar 0,96 persen (>10 – 20 dollar AS), e. Kaya sebesar 0,17 persen    (> 20 dollar AS) (Kompas, Jumat 4 Juni 2011). Memperhatikan struktur masyarakat berdasarkan formulasi tersebut,  tentu dapat kita berkesimpulan bahwa pembangunan ekonomi di Indonesia belum mampu mengentaskan kemiskinan, belum mampu mensejahterakan masyarakat. Padahal  bangsa ini boleh bangga karena memiliki sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang juga besar dan potensial, namun belum bangga terhadap realitas kehidupan warga bangsa yang masih banyak berada dalam lingkaran kemiskinan.
Kegigihan pemerintahpun tidak perlu diragukan, beberapa bulan lalu Presiden Susilo Bambang Yudoyono telah melaunching suatu agenda besar pembangunan yakni apa yang dikenal dengan MP3EI (Master Plan Percepatan, Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia). Agenda besar ini memiliki tiga Strategi Utama, yakni:
1.      Pembangunan potensi daerah melalui Enam Koridor Ekonomi (KE).
2.      Memperkuat konektivitas nasional melalui sinkronisasi rencana aksi nasional untuk merevitalisasi kinerja sector riil dengan menyelesaikan masalah peraturan nasional.
3.      Membangun center of excellence di setiap KE dengan pengembangan sumberdaya manusia dan Iptek untuk peningkatan daya saing.
Dikemukakan lebih lanjut, Enam KE tersebut adalah:
a.       Koridor Sumatera, dengan tema utama: sebagai sentra produksi, pengolahan hasil bumi dan lumbung energy nasional.
b.      Koridor Jawa, dengan tema utama: pendorong industri dan jasa nasional pembangunan.
c.       Koridor Kalimantan, tema utama: pusat produksi serta pengolahan hasil tambang dan lumbung energy nasional.
d.      Koridor Sulawesi, tema utama: sebagai pusat produksi serta pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, migas dan pertambangan.
e.       Koridor Bali dan Nusa Tenggara, tema utama: Pintu Gerbang Pariwisata dan pendukunng pangan nasional.
f.       Papua dan Kepulauan Maluku, tema utamanya: pusat pengembangan pangan, perikanan, energy dam pertambangan nasional.
                        (Kompas, Sabtu 11 Juni 2011)
            Master plan yang membagi wilayah Indonesia menjadi KE berdasarkan unit geografis yakni pulau dan kepulauan,sesungguhnya merupakan program pembangunan yang berbasis berbasis geografi unit program dan sasaran.  KE itu memiliki konsekuensi pentingnya pemahaman terhadap kondisi geografis perunit KE. Pulau dan kepulauan merupakan satu kesatuan unit wilayah geografis yang dibentuk oleh aspek fisiogeografis dan aspek sosio geografis. Aspek fisiogeografis yang esensial adalah toponomi (letak, luas dan bentuk), keadaan tanah, air, musim (bagian dari iklim). Aspek sosiogeografis yang esensial adalah jumlah penduduk dan dinamika demografisnya, kondisi sosal ekonomi, social budaya dan sosial politik suatu wilayah.. Pemahaman melalui kajian geografis berdasarkan kajian terhadap aspek fisiogeografis dan aspek sosiogeopgrafisb tentu akan dapat memahami kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan suatu wilayah pulau atau kepulauan sesuai dengan analisis SWOT (Strength WeaknessOportunity Threat), sebagai prasayarat dalam perencanaan pembangunan. 
SUMBER: I Gusti Bagus Arjana Guru Besar Geografi Lingkungan, FKIP, Undana gustiarjana@yahoo.com

Komentar