Teori Pusat Pertumbuhan

Pusat pertumbuhan dapat terbentuk di suatu wilayah. Terbentuknya
pusat pertumbuhan dapat terjadi secara alami atau dengan
perencanaan. Beberapa teori mengenai pusat pertumbuhan atau perkembangan wilayah berikut.
a. Teori Polarisasi Ekonomi
Teori polarisasi ekonomi dikemukakan oleh Gunar Myrdal.
Menurut Myrdal, setiap daerah mempunyai pusat pertumbuhan
yang menjadi daya tarik bagi tenaga buruh dari pinggiran. Pusat
pertumbuhan tersebut juga mempunyai daya tarik terhadap
tenaga
terampil, modal, dan barang-barang dagangan yang menunjang
pertumbuhan suatu lokasi. Demikian terus-menerus akan terjadi
pertumbuhan yang makin lama makin pesat atau akan terjadi polarisasi
pertumbuhan ekonomi (polarization of economic growth).

Teori polarisasi ekonomi Myrdal ini menggunakan konsep
pusat-pinggiran (coreperiphery). Konsep pusat-pinggiran
merugikan daerah pinggiran, sehingga perlu diatasi dengan
membatasi migrasi (urbanisasi), mencegah keluarnya modal dari
daerah pinggiran, membangun daerah pinggiran, dan membangun
wilayah pedesaan.
Dari faktor-faktor di samping,
cocokkanlah faktor yang
manakah yang banyak berperan
mendorong pertumbuhan
di wilayah tinggalmu!
Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan 227
Adanya pusat pertumbuhan akan berpengaruh terhadap
daerah di sekitarnya. Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh
positif dan negatif. Pengaruh positif terhadap perkembangan
daerah sekitarnya disebut spread effect. Contohnya adalah
terbukanya kesempatan kerja, banyaknya investasi yang masuk,
upah buruk semakin tinggi, serta penduduk dapat memasarkan
bahan mentah. Sedangkan pengaruh negatifnya disebut backwash
effect, contohnya adalah adanya ketimpangan wilayah, meningkatnya
kriminalitas, kerusakan lingkungan, dan lain sebagainya.
b. Teori Kutub Pertumbuhan
Konsep kutub pertumbuhan (growth pole concept) dikemukakan
oleh Perroux, seorang ahli ekonomi Prancis (1950). Menurut
Perroux, kutub pertumbuhan adalah pusat-pusat dalam arti
keruangan yang abstrak, sebagai tempat memancarnya kekuatankekuatan
sentrifugal dan tertariknya kekuatan-kekuatan sentripetal.
Pembangunan tidak terjadi secara serentak, melainkan
muncul di tempat-tempat tertentu dengan kecepatan dan
intensitas yang berbeda. Kutub pertumbuhan bukanlah kota atau
wilayah, melainkan suatu kegiatan ekonomi yang dinamis.
Hubungan kekuatan ekonomi yang dinamis tercipta di dalam dan
di antara sektor-sektor ekonomi.
Contoh: industri baja di suatu daerah akan menimbulkan
kekuatan sentripetal, yaitu menarik kegiatan-kegiatan yang
langsung berhubungan dengan pembuatan baja, baik pada
penyediaan bahan mentah maupun pasar. Industri tersebut juga
menimbulkan kekuatan sentrifugal, yaitu rangsangan timbulnya
kegiatan baru yang tidak berhubungan langsung dengan industri
baja.
c. Teori Pusat Pertumbuhan
Teori pusat pertumbuhan dikemukakan oleh Boudeville. Menurut
Boudeville (ahli ekonomi Prancis), pusat pertumbuhan adalah
sekumpulan fenomena geografis dari semua kegiatan yang ada di
permukaan Bumi. Suatu kota atau wilayah kota yang mempunyai
industri populasi yang kompleks, dapat dikatakan sebagai pusat
pertumbuhan. Industri populasi merupakan industri yang
mempunyai pengaruh yang besar (baik langsung maupun tidak
langsung) terhadap kegiatan lainnya.
d. Teori Tempat Sentral
Teori tempat sentral dikemukakan oleh Walter Christaller
(1933), seorang ahli geografi dari Jerman. Teori ini didasarkan
pada lokasi dan pola persebaran permukiman dalam ruang. Dalam
suatu ruang kadang ditemukan persebaran pola permukiman desa
dan kota yang berbeda ukuran luasnya.
Teori pusat pertumbuhan dari Christaller ini diperkuat oleh
pendapat August Losch (1945) seorang ahli ekonomi Jerman.
Keduanya berkesimpulan, bahwa cara yang baik untuk menyediakan
pelayanan berdasarkan aspek keruangan dengan
menempatkan aktivitas yang dimaksud pada hierarki permukiman
yang luasnya meningkat dan lokasinya ada pada simpul-simpul
jaringan heksagonal. Lokasi ini terdapat pada tempat sentral yang
memungkinkan partisipasi manusia dengan jumlah maksimum,
228 GEOGRAFI Kelas XII
baik mereka yang terlibat dalam aktivitas pelayanan maupun yang
menjadi konsumen dari barang-barang yang dihasilkannya.
Tempat-tempat tersebut diasumsikan sebagai titik simpul dari
suatu bentuk geometrik berdiagonal yang memiliki pengaruh
terhadap daerah di sekitarnya. Hubungan antara suatu tempat
sentral dengan tempat sentral yang lain di sekitarnya membentuk
jaringan sarang lebah seperti yang kamu lihat pada gambar
samping.
Menurut Walter Christaller, suatu tempat sentral mempunyai
batas-batas pengaruh yang melingkar dan komplementer terhadap
tempat sentral tersebut. Daerah atau wilayah yang komplementer
ini adalah daerah yang dilayani oleh tempat sentral. Lingkaran
batas yang ada pada kawasan pengaruh tempat-tempat sentral itu
disebut batas ambang (threshold level).
Konsep dasar dari teori tempat sentral sebagai berikut.
1) Population threshold, yaitu jumlah minimal penduduk yang
diperlukan untuk melancarkan dan kesinambungan dari unit
pelayanan.
2) Range (jangkauan), yaitu jarak maksimum yang perlu
ditempuh penduduk untuk mendapatkan barang atau jasa
yang dibutuhkannya dari tempat pusat. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah:
a) Range selalu lebih besar dibanding daerah tempat population
threshold.
b) Inner limit (batas dalam) adalah batas wilayah yang
didiami population threshold.
c) Outer limit (batas luar) adalah batas wilayah yang
mendapatkan pelayanan terbaik, sehingga di luar batas
itu penduduk akan mencari atau pergi ke pusat lain.
Agar kamu lebih jelas, coba perhatikan gambar di
samping.
Tempat sentral memiliki batas-batas pengaruh. Batasbatas
itu melingkar dan komplementer dengan tempat
sentral tersebut. Suatu tempat sentral dapat berupa
kota-kota besar, pusat perbelanjaan, rumah sakit, ibu
kota provinsi, dan kota kabupaten. Masing-masing
tempat sentral tersebut menarik penduduk yang tinggal
di sekitarnya dengan daya jangkau yang berbeda-beda.
Teori Walter Christaller dapat diterapkan secara
baik di suatu wilayah dengan syarat-syarat sebagai
berikut.
1) Topografi dari wilayah tersebut relatif seragam,
sehingga tidak ada bagian yang mendapat pengaruh
lereng atau pengaruh alam lainnya dalam hubungannya
dengan jalur angkutan.
2) Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduk relatif homogen
dan tidak memungkinkan adanya produksi primer yang
menghasilkan padi-padian, kayu, atau batu bara.

Komentar

  1. bagaimana kita bisa mengetahui suatu daerah memiliki dampak polarisasi atau trickle down effect? apa alat analisanya

    BalasHapus

Posting Komentar