Geomorfologi adalah ilmu yang
mendeskripsikan, mendefinisikan, serta menjabarkan bentuk lahan dan proses-proses yang mengakibatkan
terbentuknya lahan tersebut, serta mencari hubungan antara proses-proses dalam
susunan keruangan.
JAWA BARAT
Disebelah
selatan daerah ini tampak dataran pantai yang berbukit, di tengah
bergunung-gunung, dan bagian utaranya dataran. Topografi tersebut menandakan
provinsi ini masih labil karena daerah ini terletak di jalan sirkum Meditern
dan sirkum fisik. Di provinsi ini masih Nampak aktivitas gunung berapi suatu
gempa bumi yang masih kerap terjadi.
Jawa
Barat dibagi menjadi 4 zone geomorfologis yaitu:
v Zone
Jakarta
Melajur sejajar dengan laut Jawa dengan lebar
kira-kira 40 Km. dan panjangnya mulai dari Serang,Kerawang, hingga Cirebon. Dataran ini
sebagian besar terbentuk dari endapan alluvial yang terangkat oleh sungai.
Disamping ditemukan rawa-rawa di zone ini ada kemungkianan bahwa dataran di
kawasan Indramayu bergeser kira-kira 108 m setiap tahun kea rah laut.
v Zone
Bogor
Terbentang dari Rangkasbitung Subang sampai
merupakan daerah petakan lipatan dibeberapa tempat yang kemungkinannya terjadi
pada pliosan. Kini zone ini tampak sebagai daerah bukit rendah diselingi oleh
bukit-bukit yang berbatu keras.
v Zone
Bandung
Merupakan kawasan yang bergunung api yang sekaligus
merupakan zone depresi. Jika dibandingkan dengan zone Bogor yang mengapitnya disebelah utara dan
zone pegunungan selatan disebelah selatannya yang masing-masing mengalami
proses pelipatan pada zaman tertier.
Ada
4 depresi dari zone Bandung di Jawa
Barat yaitu:
1. Depresi
Cianjur
2. Depresi
Bandung
3. Depresi
Garut
4. Depresi
lembah Citanday
Depresi Cianjur terletak pada ketinggian 70-459 m
disebelah barat menjulang gunung Salak (2211 m) yang merupakan gunung berapi
termuda. Ada pula daerah yang tertutup bahan
vulkanis dari gunung Gede (2958 m), dan gunung Payrango (3019 m), misalnya kota Sukabumi.
Di provinsi Bandung
: adalah dataran alluvial yang subur,
lebarnya mencapai 25 m dengan ketinggian (650-675 m). dan dialiri oleh sungai
Citarum dua deretan gunung berapi mengapit depresi ini gunung Burangrang (2064
m), gunung Tangkuban Perahu (2076 m), dan gunung bukit unggul (2203 m) menjadi
batas zone Bogor sedangkan zone selatan dibatasi oleh gunung Malabor (23231 m),
gunung Patuha (2434 m) dan gunung Kencana (2182 m).
Depresi
Garut:
Lebar kurang lebih 50 km dengan ketinggian 717
meter. Merupakan daerah yang dikelilingi oleh gunung berapi : gunung Koresak
(1630) dan gunung Cikuray (2821) terletak disebelah selatan. Disebelah timur
terletak gunung Telaga Bodas (2201) dan gunung Galunggung (2108 m). depresi
lembah Citantanday merupakan daerah yang ditutupi endapan alluvial dan terdapat
bukit-bukit yang terlipat terdapat gunung Sawol (1764 m) yang endapanya
tersebar menutupi plato Rancab yang menurun ke selatan.
v Zone
Pegunungan selatan
Letaknya kurang lebih 50 km, kian menyempit dibagian
timur yang terbentang dari teluk pelabuhan ratu sampai ke pulau Nusa
Pekambangan. Zone ini mengalami pelipatan medan
pada kala meosin dan pengangkatan pada kala olestosin. Ini merupakan pegunungan
yang memiliki kemiringan yang lemah ke arah selatan/samudra Hindia.
Zone
ini menjadi 3 (plato) terbagi yaitu:
ü Plato
karang nunggal ( timur )
ü Plato
panggelengan (tengah)
ü Plato
jampang (barat)
ü Plato
karangnunggal : dialiri sungai Cibulan bermuara di samudera Hindia.
Di daerah yang merupakan plato tertinggi ini
terdapat Telaga Potenggan, Situ Cilemica, Situ Sipananjang. Gunung melebar
adalah salah satu gunung yang terdapat di sebelah utaranya.Plato jampang:
memiliki bentuk khas karena adanya tebing curam yang menjadi batas disebelah
utara. Gunung Malay merupakan puncak tertinggi dikawasan plato ini.
JAWA TENGAH
Bagian
dari pulau Jawa ini jauh lebih sempit daripada jawa barat dan Jawa Timur
lebarnya hanya kurang lebih 100-200 km. Hal ini disebabkan karena laut Jawa
terbentang masuk kepedalaman dengan teluk yang lenar antara Cirebon dan
Semarang sehingga tanah rendah utara lebih terbatas dan pegunungan selatan
sebagian besar tenggelam diantara Nua Kambangan dan pegunungan selatan Jawa
Timur.
v Datran
pantai utara Jawa Tengah lebar maximum kurang lebih 40 km disebelah selatan
Brebes,dimana lembah Punali memisahkan rangkaian Bogor di Jawa Barat dan
pegunungan selatan Jawa Tengah.
v Lebar
jarak ke timur dataran itu menyempit sampai kurang lebih 20 km disebelah
selatan Tegal dan Pekalongan untuk selajutnya menghilang seluruhnya disebelah
timur Pekalongan, dimana bagian utama pegunungan mencapai pantai.
Tanah
pegunungan Jawa Tengah dibentuk oleh 2 cembungan geantiklinal yaitu:
1. Rangkaian
pegunungan Serayu utara
Rangkaian pegunungan Serayu utara
merupakan ranti penghubungan antara rangkaian Bogor di Jawa Barat dan
pegunungan kendeng Jawa Tengah. Pegunungan Serayu selatan merupakan sebuah
elemen baru yang muncul dari deprsi Banndung yang memanjang dari Jawa Barat.
2. Rangkaian
pegunungan Serayu selatan
Pegunungan Serayu selatan merupakan
sebuah elemen baru yang muncul dari deprsi Banndung yang memanjang dari Jawa
Barat.
Rangkaian
pegunungan Serayu utara ujung baratnya tertutup oleh vulkom slamet dan sebelah
timurnya tertutup oleh vulkanis muda seperti kelompok dieng.Diantara pegunungan
Serayu utara dan selatan terdapat sebuah depresi memanjang yaitu zone Serayu,
dimana terletak kota-kota ,majenang,Purwokerto,Banjarnegara,Wonosobo.Disebelah
selatan pegunungan Serayu selatan terdapat dataran pantai yang lebarnya antara
10-25 km. keadaan daerah ini sangat jelas berbeda dengan daerah selatan Jabar
dan Jatim yang terletak tidak lebih dari 10 m diatas permukaan laut.
Tiga
pegunungan pantai (Shore bars) dengan gunung-gunung pasir (Dunes) setinggi 5-15
m dan lebar 100-500 jajar pantai.Bagian tengahnya terpotong oleh pegunungan
Karang Bolong,yang strukturnya sama dengan pegunungan selatan disini telah
merosot dibawah permukaan laut antara Pulau Nusa Kambangan dan muara sungai
Opak (Yogyakarta).
Daerah Istimewa Yogyakarta
Letak Yoyakarta secara
Astronomis terletak antara 7-8 LS dan 110-111BT, wilayah ini boleh dikatakan
diapit oleh pegunungan , yang merupakan lereng gunung merapi. Disebelah timur
terdapat pegunungan seribu atau pegunungan sewu, sedangkan sebelah barat
trdapat pegunungan kulonpurogo. Dataran rendah terdapat dibagian tengah dan
sepanjang pantai selatan. Dataran rendah bagian tengah merupakaan lembah yang
ketinggiannya makin berkurang dari utara ke selatan hingga akhirnya sampai ke
pantai ditepi samudra hindia sedangkan dataran rendah bagian selatan mempunyai
lebar 10-25 km . pada dasarnya jenis tanah daerah ini adalah regosol, laterik,
batu kapur, grumosol, dan alluvial. Tanah regosol terdapat didaearah lereng
gunung berapi dan dataran berupa lembah dibagian tengah.Tanah ini baik bagi
tanaman tebu, padi dan tembakau. Tanah laterit terdapat didaerah aliran kali
prongo, di pegunungan kulonprogo,didaerah perbukitan Batuagun. Tanah ini baik
bagi tanaman padi dan palawija, seperti jagung dan ubi kayu. Tanah batu kapur
terdapat dipegunungan sentolo dan pegunungan sewu, tanah ini baik untuk padi
gogorancah dan palawija seperti jagung, ubi kayu, wijen, kacang tanah, cabe,
dan sayur-sayuran. Tanah grumosol terdapat dipegunungan sentolo, di daerah
aliran kali progo, di kaki pegunungan kulonprogo, di kaki daerah perbukitan
batuagung, dan didataran tinggi wonosari. Tanah ini baik untuk tanaman padi,
tembakau, dan palawija. Tanah alluvial terdapat didataran pantai selatan,
digunakan untuk tanaman padi dan palawija.Iklim di profinsi ini adalah iklim
tropis, muim hujan berlangsung dari bulan oktober berakhir bulan padaa bulan
maret. Musim kemarau berlangsung bulan april berakhir bulan September. Yang
paling banyak berlangsung curah hujannya pegunungan utara sedangkan yang sedang
adalah daerah lembah tengah dan daerah yang curah hujannya sedikit adalah
daerah pegunungan timur.
Sumber: ensiklopedi seri Indonesia geografi:redaksi ensiklopedi Indonesia.
1990.PT.intermasa :Jakarta.
Halaman:119
Dalam Peta Geologi pulau jawa bagian daerah istimewa jogjakarta ada penampakan
kawasan Karst Gunung Sewu. Secara fisiografi Karst Gunung Sewu merupakan bagian
dari Pegunungan Selatan Pulau Jawa (van Bemmelen, 1970). Pegunungan Selatan
dihasilkan dari proses pengangkatan yang terjadi mulai sejak Akhir Tersier atau
permulaan Kuarter. Bagian utara dari Pegunungan Selatan dipisahkan dari zona
depresi pulau Jawa oleh patahan. Gunung Sewu sendiri dicirikan oleh bukit-bukit
karst.
Di sisi utara, Karst Gunung Sewu mengalami pelengkungan dan
persesaran yang membentuk Cekungan Wonosari dan Cekungan Baturetno. Di kedua
depresi tersebut, proses karstifikasi terbatas dan permukaannya ditutupi oleh
tanah lempungan dengan ketebalan mencapai 10 m (Waltham et al. 1983, Samodra,
1983). Morfologi karst yang berkembang di Karst Gunung Sewu adalah tipe cone
karst atau Kegel karst. Bentuk ini pertama kali diperkenalkan oleh Lehman
(1936) dan diberi nama Tipe Gunung Sewu.
Dalam Haryono dan Day (2004) Kegel Karst Gunung Sewu dibagi dalam
tiga kategori yaitu karst labirin, karst residual dan karst poligonal. Karst
labirin Gunung Sewu dicirikan dengan perkembangan lembah yang tidak teratur,
dan secara dominan dikendalikan oleh patahan atau sesar mayor. Poligonal karst
dicirikan oleh bukit-bukit karst dan lembah yang saling berhubungan membentuk
morfologi cockpit. Karst residual ditandai dengan bukit yang terisolasi.
Morfologi karst ini terbentuk oleh batugamping yang memiliki resistensi yang
rendah sehingga tingkat pelarutannya tinggi.
JAWA TIMUR
Disebelah
timur garis Semarang-Yogya dapat dibedakan sejumlah jalan-jalan yang sejajar.
Zone selatannya merupakan kelajutan dari zone-zone selatan di Jawa Barat dan
Jawa Tengah sedangkan yang di utara merupakan elemen baru fisik fisiografis
maupun strukturnya.
Diantara
Muria yang berbatuan leusit dan vulkam lasem yang andisitis mencerminkan tidak
semuanya dengan seri-seri utara vulkan Jawa. Muria dulunya sebuah pulau. Pada
zaman Holosen sekarang dikembangkan dengan Jawa oleh aluvial di Semarang, Demak, Kudus,
Pati, Juwono, Rembang.Di sebelah selatannya terdapat sejumlah pegunungan yang
arahnya kurang lebih timur barat/tiap-tiap pegunungan tersebut diselingi oleh
dataran alluvial. Antiklimak Rembang ini lebarnya kira-kira 50 km. dan
kebanyakan mencapai pantai utara dan dari situ dipisahkan oleh posisi yang
sempit dengan bukit pasir.
Bukit-bukit
Rembang ini dipisahkan oleh lembah Synklinal dengan pegunungan Kendang dan
disebut zone Rondablatung, dan letaknya membujur dari Semarang-Wonokromo di
Surabaya. Pegunungan Kendang atau anti Klinorium. Kendang adalah lanjutan dari
Serayu utara di Jateng. Disebelah selatan Semarang
pegunungan ini lebarnya kuran lebih 40 km dan maki ke timur mangkin menyempit.
Tingginya kurang lebih dari 500 m. dekat Ngawi pegunungan ini secara melintang
terpotong oleh sungai Solo sehingga terbagi menjadi bagian barat dan timur.
Pegunungan
Kendang ini berangsur-angsur berkurang kea rah timur dan Mojokerto antiklimak
ini menghilang, sehinga dari sini hanyalah beberapa endapan alluvial dari delta
Berantas.Diantra pegunungan Kendang dan pegunugan selatan Jatim terjadilah zone
depresi yang keadaan fisiografinya dan tektonisnya sama dengan zone
Bandung.Depresi yang menjang ini sebgian terisi dan tertutup oleh sederetan
gunung-gunung api muda dan dapat dibagi lagi menjadi tiga jalur yang sejajar
yaitu: Sub zone Ngawi, Zone Solo, Sub zone Blitar
a).Sub
zone Ngawi adalah depresi synklinal yang membatasi pegunungan Kendang disisi
selatannya dan dianggap sebagai lanjutan zone Serayu di Jateng, strukturil zone
Ngawi ini memanjang ke timur sampai pantai utara Jazirah Jatim.
b).
Zone Solo ini dibentuk oleh sederetan besar vulkanik-vulkanik kwarter dengan
dataran-dataran pegunungan yang dimulai dengan Sudoro dan Sumbing di Jawa
tengah samapi Jawa timur.
Dataran-dataran
yang ada antara lain dataran Magelang, Solo, Madiun, dataran Kediri
dan Brantas dan terakhir dataran Malang.
Sungai Brantas adalah sungai ke dua panjangnya setelah Bengawan Solo mata
airnya di lereng selatan gunung Anjasmoro yang mengalir ke selatan melalui
dataran Malang
dan membelok dengan nyata kearah barat di dekat Kepanjen. Setelah membelok ke
barat kurang lebih 30 m terus mengalir ke utara dekat Tulungagung samapai
mencapai zone Kendeng yang sebagian tertutup oleh endapan alluvial di derah
Jombang dan Mojokerto. Dari sini sungai ini mengalir ke arah timur dan dekat
Mojokerto mencapai delta Brantas dan bercabang dua menjadi sungai Mas (dekat Surabaya) dan sungai
Porong sampai ke selat Madura dekat Bangil. Zone Solo meliputi daerah Jatim dan
Zasirah Jatim. Didekat muara sungai Brantas (Mas) pemindahan garis pantai
mencapai 7 meter setahun dan pada muara sungai Porong mencapai 9-15 meter
setahun.
c).
Sub zone Blitar terletak disebelah selatan zone Solo. Sub zone Blitar ini
dibagian selatannya dibatasi oleh pegunungan selatan dan Jatim. Seperti halnya
Jabar pegunungan selatan Jatim pada umumnya merupakan blok yang terangkat dan
miring kea rah selatan (Samudra Hindia). Batas utaranya dibatsi olh escarpment
yang ruet.
Pegunungan
selatan Jatim yaitu antara sungai Opak dan Pacitan sebagian besar terdiri dari
kapur dengan tipe keras yang disebut pegunungan Seribu atau pegunungan Sewu.
Bagian
utara pegunungan ini terdiri dari endapan vulkanis tua dan juga menunjukan
adanya sisa atau bekas peneplain kwarter. Sedangkan bagian selatanya tertutup
kapur dari pegunungan Seribu. Pada tepi selatannya dibtasi oleh Eliff-elif
abrasi yang terjal sepanjang samudra Hindia.
JAZIRAH JATIM DAN MADURA
Pulau
Madura adalah merupakan perluasan ke timur dari bukit Rembang. Pulau ini terpisah
dari Jawa mungkin terjadi pada tahun 80 SM ( menurut Statterhein). Selat Madura
dimanapun dalamnya tidak lebih dari 100 m merupakan lanjutan dari pegunungan
Kendeng yang ujung timurnya tenggelam di dataran delta Brantas.
Pantai
utaranya yang sempit menunjukan endapan pluvio-pleistosin yang terlipat serta
tertutup oleh vulkan-vulkan kecil. Jalur pantai ini merupakan lanjutan dari
tepi selatan anti klinorium Kendeng. Sub zone Blitar membujur kea rah timur.
Tanah rendah Lumajang Jember mencapai pantai selatan dimana disitu tidak
terdapat pegunungan selatan seperti halnya tanah rendah Ronggo Jampi mencapai
pantai selatan di Grojogan. Pegunungan selatan di Jazirah Jatim tidak
berlangsung terus (berhenti) dan terdiri dari 3 bagian yang kurang lebih
terpencil:
¯ Bagian
barat yang langsung berhubungan dengan pegunungan selatan Jatim. Pegunungan
selatan ini kemudian terpotong oleh tanah rendah Lumajang. Tetapi pulau Nusa
Barung strukturalnya termasuk pegunungan selatan Jatim. Serta merupakan
penghubung pegunungan selatan (Betiri). Disebelah timur Betiri terdapat dataran
rendah Ronggo Jampi yang mencapai pantai.
¯ Akhirnya
yang paling timur dari pegunungan selatan dari seksi Jawa ini ditunjukkan
dengan semenanjung Blambangan dihubungkaan dengan pulau tertua oleh dataran
alluvial yang kurang lebih 22 km lebarnya.
¯ Bagian
yang hancur dari pegunungan selatan dilanjutkan ke timur di Bali dan Lombok,
dimana bagian-bagian itu dipisahkan oleh selat Bali
laut yang dangkal sebagai pengganti dataran alluvial.
Sumber : Modul Geomorfologi Indonesia. Karya I Wayan Treman,
S.Pd
Komentar
Posting Komentar