laporan KKN


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Analisis Situasi
UNDIKSHA merupakan salah satu perguruan tinggi yang ada di Bali yang mencetak tenaga-tenaga pendidik dan staf-staf tertentu sesuai disiplin ilmu jurusan yang ada. Sebagai perguruan tinggi UNDIKSHA mengemban tugas penting yakni menciptakan insan yang terdidik baik secara akademis maupun non akademis. Hal ini tercermin dalam VISI dan MISI dari UNDIKSHA yakni VISI undiksha adalah
Sebuah Lembaga Pendidikan
Tinggi berkualitas yang dikembangkan berdasarkan Pancasila dan Undang Undang dasar 1945, yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan, menghasilkan Tenaga Kependidikan dan Tenaga Non-Kependidikan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kemampuan akademis-profesional yang tinggi, mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni sehingga mampu menghadapi masa depan serta memenuhi kebutuhan masyarakat”.
Untuk mencapai MISI di atas UNDIKSHA juga memiliki VISI yakni, menyelenggarakan Tridarma Perguruan Tinggi secara efektif dan efisien, di tingkat S0 Kependidikan dan Non-Kependidikan, S1 dan Pasca Sarjana secara berkualitas, bermoral Pancasila, agar hasilnya memiliki daya saing tinggi dan diterima masyarakat global. Secara rinci misi tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1.      Menghasilkan sumber daya manusia suberdaya manusia berkemampuan akademik dan profesioanal yang memenuhi keperluan pembangunan bangsa dan negara, baik dilihat dari segi kuantitas, kualitas, maupun jenis dan moralitasnya.
2.      Mewadahi pengkajian, pemahaman, penerapan, dan pengembangan sains dan teknologi, baik oleh warga masyarakat yang dilatih dan dididik di lingkungan kampus maupun oleh kalangan industri dan praktisi di luar kampus.
3.      Mewadahi pengkajian, pemahaman, penerapan, dan pengembangan ilmu pendidikan ilmu-ilmu soaial dan humaniora bagi warga masyarakat yang dididik dan dilatih li lingkungan kampus di samping untuk memajukan budaya dan meningkatkan kualitas hidup manusia.
4.      Mengembangkan sebuah subkultur dengan ciri inovatif, efektif, dan efisien, baik secara internal maupun eksternal.
5.      Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan pra dan dalam jabatan bagi warga masyarakat yang memerlukan pada berbagai bidang keahlian dan keterampilan yang diperlukan, baik oleh pasar kerja maupun pembangunan bangsa dan negara.
6.      Menghasilkan dan mempublikasikan berbagai temuan dan inovasi dibidang sains dan teknologi kependidikan dan non kependidikan yang berguna bagi pembangunan bangsa dan negara. Menciptakan dan mengembangkan kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai perguruan tinggi, dunia usaha dan industri, baik di dalam maupun di luar negeri, di samping dengan instansi pemerintah terkait (http://undiksha.ac.id/index.php?c=Visi%20Dan%20Misi&md=mn&kid=10).
Mengacu Pada MISI tersebut UNDIKSHA sebagai sebuah perguruan tinggi harus menjalankan Tridarma perguruan tinggi yakni;
1.         Pendidikan  
2.         Penelitian dan Pengembangan  
3.         Pengabdian pada Masyarakat  
 Mengacu pada Tridarma perguruan tinggi yakni Pengabdian kepada masyarakat (P2M) yang dapat berbentuk pendidikan, pelatihan, dan pelayanan kepada masyarakat yang sesuai dengan ilmu dan teknologi. UNDIKSHA melibatkan mahasiswanya dengan memberi pengalaman belajar yang optimal pada mahasiswa untuk hidup di masyarakat yang dapat dilakukan melalui inovasi-inovasi dari UNDIKSHA kepada masyarakat. Untuk mengembang tugas tersebut maka Undiksha melatih dan memberdayakan mahasiswanya agar nantinya dapat melakukan inovasi-inovasi baru yang dilakukan dalam PKM, Karya tulis mahasiswa, Skripsi, PPL Real,  KKN dan lain-lain. KKN merupakan wujud nyata dari pemerdayaan mahasiswa di masyarakat. KKN bertujuan untuk:
1.   Memperoleh pengalaman belajar berharga bagi mahasiswa melalui keterlibatan dalam kegiatan dimasyarakat.
2.   Mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni yang dimiliki mahasiswa dalam mempersiapkan kader pembangunan dimasyarakat.
3.   Meningkatkan kedewasaan dan kepribadian serta memperluas wawasan mahasiswa.
4.   Mengasilkan lulusan yang menguasai IPTEKS yang dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat.
5.   Memelihara hubungan kerjasama antara Undiksha dengan pemerintah dan masyarakatMembantu pemberdayaan masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahtraan masyarakat terutama masyarakat miskin.
Salah satu wujud nyata dari KKN adalah program Keaksaraan Fungsional (dasar) dan Keaksaraan Usaha Mandiri dalam kedua program tersebut juga diadakan Program keluarga asuh sebagai wujud nyata dalam pengadianya secara mikro terhadap masyarakat di lokasi KKN.
Lokasi KKN di desa Gunungsari, Kecamatan Seririt. Letak Astronomis Desa Gunungsari adalah 08015’01” LS sampai dengan 08015’55” LS dan 114058’37” BT sampai dengan115000’45” BT. Luas wilayah desa Gunungsari adalah 372 Hektar. Kondisi geografis, berada di ketinggian antara 500-600 meter di atas permukaan air laut. Batas- batas wilayahnya, sebelah Utara berbatasan dengan desa Banyuseri, sebelah Timur berbatasan dengan desa Kayuputih, sebelah Selatan berbatasan dengan desa Pelapuan, dan sebelah Barat berbatasan dengan desa Mayong (Kominfo, 2011). Melihat kondisi geografis seperti ini di desa Gunungsari memiliki potensi alam yang dominan berupa perkebunan cengkeh, coklat, durian, dan  ada juga persawahan yang dialiri air yang berasal dari daerah Ideran dan desa Munduk yang memiliki air terjun Melanting yang debit airnya cukup besar .
Di samping memiliki potensi alam desa Gunungsari memiliki sejarah yang unik, Sejarah desa Gunungsari dimulai dari  Kerajaan Gelgel yang berkuasa di Bali, di Desa ini ada 15 KK datang membuka hutan yang sangat lebat dengan pohon gelagah dijadikan perurnahan Desa dan kehidupan menjadi satu kelompok, daerah ini dinamakan Gelagah Tebel yaitu Tempek Umengandang sekarang. Ditempat inilah ke 15 keluarga hidup dengan membuka lahan pertanian persawahan, tahun demi tahun penduduk ini berkembang menjadi lebih banyak. Pada suatu saat penduduk Desa Gelagah Tebel, banyak rumah rumah penduduk kebanyakan dimasuki oleh semut secara terus menerus sehingga penduduk Desa ini bingung akibat serangan semut tersebut. Akhirnya penduduk Desa ini sepakat untuk pindah tempat dari Gelagah Tebel turun menuju keutara yaitu tempat Desa sekarang, kemudian penduduk penduduk Desa membuat Pura Khayangan Desa, didepan Pura Desa itu ada mata air kolarn berisi tunjung karena kesepakatan tokoh masyarakat diberi narna Desa Tunju yang diambil dari kata “turun menuju” dan kata “tunjung”.Desa Tunju penduduknya berkembang menjadi ratusan kepala keluarga, pada setiap melaksanakan piodalan di Pura Desa selalu ada pewus Ida Bhatara yang menyatakan bahwa panjak/masyarakat desa Gunungsari bukan menyatakan panjak/masyarakat Tunju. Karena berkali kali ada pewus Ida Bhatara begitu maka prajuru Desa Adat Tunju dan Staf Perbekel Desa Tunju serta Tokoh - tokoh masyarakat mengadakan rapat untuk mengubah nama Tunju menjadi Desa Gunungsari yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati Buleleng Tanggal, I Januari 1975 Nomor : 113/Perb.1/IV/3348. Sampai sekarang bernama Desa Gunungsari (Kominfo, 2011).
 Dusun Puspajati salah satu dusun yang ada di  Desa Gunungsari merupakan salah satu daerah yang fokuskan sebagai tempat Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) dan Keluarga Asuh. Keluarga Asuh merupakan pencerminan dari pengabdian diri mahasiswa untuk masyarakat desa baik secara kelompok maupun individu dalam memecahkan permasalahan yang muncul. Salah satu permasalahan yang muncul di desa Gunungsari yakni anak-anak warga belajar yang kurang paham dan kurang menyukai mengenai pembelajaran IPS yang didapatkan di SD.
Maka dari itu dalam kegiatan Keluarga Asuh diadakan bimbingan belajar (BIMBEL) terhadap anak-anak warga belajar. Bimbingan belajar adalah suatu bentuk kegiatan dalam proses belajar yang dilakukan oleh seseorang yang telah memiliki kemampuan lebih dalam banyak hal untuk diberikan kepada orang lain yang mana bertujuan agar orang lain dapat menemukan pengetahuan baru yang belum dimilikinya serta dapat diterapkan dalam kehidupannya (Anonim , 2008).

1.2.Rumusan Masalah
1.2.1.   Bagaimanakah prosedur dalam pelaksanaan  bimbingan belajar (BIMBEL) IPS terhadap anak warga belajar?
1.2.2.   Apasajakah hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan  bimbingan belajar (BIMBEL) IPS terhadap anak warga belajar?
1.2.3.   Apasajakah solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan tersebut?

1.3.Tujuan Penulisan
1.3.1.   Mengetahui  prosedur dalam pelaksanaan  bimbingan belajar (BIMBEL) IPS terhadap anak warga belajar.
1.3.2.   Mengetahui hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan  bimbingan belajar (BIMBEL) IPS terhadap anak warga belajar.
1.3.3.   Mengetahui  solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan tersebut.


1.4.Cara mencapai Tujuan
Untuk mencapat tujuan tersebut ada berapa cara yang dapat dilaksanakan yaitu: 
1.4.1.      Kunsultasi
Konsultasi adalah  sebuah teknik membicarakan sebuah permasalahan dengan adanya pertemuan antara clayen dan konsultan dalam membicarakan sebuah permasalahan yang dihadapi.
1.4.2.      Koordinasi
Koordinasi adalah sebuah teknik kerjasama yang dilakukan dari seorang ke perorangan dalam menyelesaikan sebuah permasalahan.
1.4.3.      Kerjasama
Kerjasama merupakan kegiatan yang dilakukan oleh lebih dari dua orang dengan tujuan  tertentu.
1.4.4.      Melakukan pendekatan individual
Pendekatan yang dimaksud disini adalah pendekatan untuk mendekati anak asuh/peserta didik agar mau belajar. Pada saat pendekatan, tutor menggunakan beberapa metode yaitu: a) metode wawancara, metode wawancara dimaksukan untuk mencari informasi awal apa saja masalah-masalah yang dialami oleh anak asuh, terutama di bidang pendidikan. Wawancara dilakukan beberapa kali terutama kepada orang tua anak, saudara anak asuh, teman-teman anak asuh, dan anak asuh sendiri. b) Metode Observasi dan pengamatan, metode ini digunakan untuk mengobservasi serta mengamati perubahan yang dialami oleh anak asuh sebelum dan sesudah mendapatkan program bimbingan belajar. Kemampuan anak dibandingkan ketika sebelum mendapatkan program bimbingan belajar dan sesudah mendapatkan program BIMBEL. Apakah ada peningkatan prestasi belajar atau tidak. Selain itu, anak asuh juga diberikan beberapa tugas-tugas terkait dengan materi pelajaran yang diberikan oleh guru di sekolahnya masing-masing. Biasanya sebelum tutor memberikan materi bahan ajar, pada pertemuan sebelum-belumnya, tutor sudah memberikan beberapa tugas yang harus dipelajari dan dijawab oleh anak asuh. Kalau tugas yang diberikan belum dapat dijawab dengan baik oleh anak asuh, pada pertemuan berikutnya inilah yang akan dijelaskan kembali oleh tutor.
1.4.5.      Menggunakan strategi mengajar/bimbel  yang relevan
Strategi bimbingan yang relevan yang dimaksud disini adalah strategi mengajar yang benar-benar dekat dengan kehidupan siswa (konstektual). Banyak pendidik yang kurang mampu membentuk karakter anak didiknya. Hal ini dikeranakan oleh terbatasnya kemampuan guru dalam memanipulasi benda-benda di sekitar siswa menjadi sarana belajar yang menyenangkan. Strategi mengajar merupakan suatu cara yang harus dimiliki oleh setiap pendidik sebelum memberikan materi ajar kepada anak didiknya. Berhasil atau tidaknya anak dalam menguasai materi pembelajaran, sangat bergantung pada strategi mengajar yang diterapkan oleh seorang pendidik.



















BAB II

KEGIATAN

2.1    HASIL-HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
Beberapa hasil nyata yang berhasil dicapai oleh mahasiswa selama melakukan KKN (Keaksaraan Dasar, mandiri, dan anak asuh) adalah: a) Untuk program keaksaraan mandiri yang dikerjakan bersama-sama kelompok, mahasiswa dapat berbaur dengan Warga Belajar (WB) mengerjakan beberapa kegiatan yang sudah di program kerjakan oleh kelompok tutor yang bersangkutan. Kelompok Tutor yang diberi nama kelompok Durian memberikan materi cara memanfaatkan pipet sebagai replika bunga yang bernilai jual dan profitable. Selama pelatihan tidak banyak kendala yang ditemui oleh kelompok mahasiswa, karena WB justru sangat antusias mengikuti program keaksaraan mandiri yang diberikan oleh mahasiswa. Sedangkan, b) Untuk Program Anak Asuh, kegiatan ini dilakukan secara mandiri sesuai dengan program yang sudah ditetapkan oleh LPM Undiksha. Program keluarga asuh ini, tutor melaksanakan BIMBEL (bimbingan belajar) khusus kepada anak atau kerabat WB yang mengalami kesulitan belajar di sekolahnya berdasarkan hasil wawancara dengan WB saat memberikan pelatihan pengolahan pipet menjadi replika bunga yang bernilai jual.
Kegiatan BIMBEL di sini berupa bimbingan belajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) terhadap anak warga belajar. kegiatan bimbingan belajar dilakukan selama 36 kali pertemuan dari bulan juli sampai September 2011. Adapun teknis yang dilakukan oleh mahasiswa adalah pertama bertanya kepada anak yang ikut bimbel, tentang mata pelajaran (mapel) yang paling diminati dan kurang diminati di sekolah. Setelah mendapatkan informasi tentang mata pelajaran yang paling disukai dan yang tidak disukai, selanjutnya tutor memikirkan media apa yang tepat digunakan untuk mengubah paradigma anak asuh sehingga bisa menyukai mapel yang sebelumnya kurang disukai.
 Kegiatan program keluarga asuh berupa pengenalan atlas, peta dan cara menyalin peta ke dalam buku gambar. Disamping itu juga memberikan materi tambahan terkait kondisi geografis Indonesia pada umumnya dan kondisi geografis Bali pada khususnya. Kegiatan ini di lakukan di Dusun Puspajati tepatnya di rumah salah seorang warga belajar program KUM yakni ibu Wadmi. Anak-anak yang diasuh merupakan anak dari Ibu Suarjani dan anak Ibu Wadmi juga. Anak-anak yang diberikan BIMBEL(Bimbingan Belajar) ini merupakan Siswa SD No. 1 Gunungsari. Berikut ini dijabarkan mengenai daftar anak BIMBEL IPS :.

No
Nama
L / P
Sekolah
Kelas
Umur
1.
Kadek Agus Budiarta
L
SD No. 1 Gunungsari
6
11
2.
Komang Ferika Adi Sanjaya
L
SD No. 1 Gunungsari
6
11
3.
Komang Sridana
L
SD No. 1 Gunungsari
5
11
TOTAL PESERTA BIMBEL
3 Orang

BIMBEL ini dilaksanakan setiap 2 kali seminggu pada hari sabtu dan minggu. Dianggarkan setiap pertemuan pelajaran berlangsung selama satu dan ada juga yang sampai tiga jam. Pada kegiatan pemberian materi IPS dan menyalin peta  ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu sebagai berikut.

2.1.1        Tahap Awal (Persiapan dan Pengenalan)
Pada tahap awal tutor mempersiapkan alat-alat  berupa penggaris, buku gambar, pulpen, pensil, spidol, penghapus, papan tulis (white board), dan media berupa buku IPS kelas 6, atlas dunia, peta Indonesia dan peta Bali. Sedangkan anak BIMBEL menyediakan alat berupa pensil, penghapus karet, dan penggaris  Selanjutnya diadakan kegiatan pengenalan atlas dan peta terhadap anak BIMBEL, seluruh anak BIMBEL terlebih dahulu digali pengetahuannya tentang bagaimana cara menggunakan atlas. Selanjutnya tutor memberikan penjelasan mengenai manfaat peta dan atlas secara rinci. Tutor memberikan suruhan kepada anak BIMBEL untuk menyalin peta Bali ke dalam buku gambar.
2.1.2        Tahap Pelaksanaan (Praktek)
Setelah di perkenalkan beberapa hal yang berkaitan dengan apa yang akan diajarkan, kemudian dilanjutkan tahap pelaksanaan. Anak BIMBEL melakukan hal-hal sebagai berikut:
a.    Mengambil buku gambar, penggaris dan pensil
b.   Membuat grid/garis kotak-kotak yang ukurannya sama di buku gambar dan menyocokkannya dengan garis kotak-kotak yang dibuat peta bali menggunakan pensil.
c.    Memberikan no 1 – 8 di titik pertemuan antar garis di bagian pinggir buku gambar.
d.   Membuat garis kotak-kotak di peta Bali yang jumlahnya sama dengan yang ada dibuku gambar.
e.    Menyalin peta ke dalam buku gambar secara perlahan untuk memperoleh hasil yang bagus.
f.    Menambahkan symbol-simbol dalam peta yang sudah jadi, meliputi nama-nama kota, nama desa, danau, gunung dan sebagainya sesuai dengan yang ada pada peta aslinya.
Setelah selesai melakukan kegiatan seperti di atas nantinya akan menghasil produk berupa peta salinan. Untuk selanjutnya bisa diberikan pewarnaan sesuai kaidah kartografi. Namun dalam kegiatan ini tutor hanya memberikan tahap dasar saja berupa peta yang belum berwarna.
Dalam pelaksanaan ini tutor juga memberikan catatan penting kepada anak BIMBEL dalam beberapa pertemuan, dimulai dari menjelaskan kondisi geografis, dan Sosial negara Indonesia dan Negara-negara tetangga Indonesia, juga menjelaskan mengenai kondisi geografis Pulau Bali. Tutor menggunakan metode ceramah sambil menyuruh anak –anak BIMBEL untuk mencatat hal-hal yang disampaikan oleh tutor.

2.1.3        Tahapan Penilaian (Evaluasi)
Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan penguasaan apa yang telah diajarkan tutor kepada warga asuh, tahap akhir yang dilaksakan berupa penilaian atau evaluasi. Dari berbagai serangkaian pelaksanaan kegiatan tersebut, setiap anak BIMBEL sudah dinyatakan mampu memahami dan bisa mempraktekan apa yang telah diajarkan. Namun setiap warga asuh memiliki beberapa kemampuan berbeda  yaitu.
a.       Kadek Agus Budiarta, cukup bagus dalam penguasaan materi namun perlu diberikan latihan soal dan menyalin peta secara berkelanjutan.
b.      Komang Ferika Adi Sanjaya, sudah bagus dalam menguasai materi dan praktek menyalin peta, namun perlu diberikan latihan soal dan pengayaan secara berkelanjutan.
c.       Komang Sridana, masih kurang dalam penguasaan materi dasar IPS, dan praktek dalam menyalin peta masih kurang, sehingga perlu diberikan latihan secara mandiri di rumah yang dilakukan secara berkelanjutan.
Adapun hasil yang dapat diperoleh selama pelaksanaan Program Anak asuh ini adalah Anak asuh menjadi lebih kreatif, wawasan anak menjadi bertambah, serta anak asuh menjadi lebih aktif di kelas. Selain itu, berdasarkan informasi dari orang tua anak BIMBEL, anak menjadi lebih mampu dalam memahami materi IPS di SD.

2.2    HAMBATAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Dalam setiap kegiatan pasti ada saja hambatan yang ditemui. Begitu pula dengan kegiatan program keluarga asuh ini menemui beberapa hambatan - hambatan baik yang bersifat teknis maupun non teknis yang di temui sehingga proses pembelajaran mengalami sedikit kesulitan. Adapun hambatan-hambatan yang ditemui dalam kegiatan program keluarga asuh adalah sebagai berikut.
2.2.1.      Hambatan teknis
Hambatan teknis yakni ini hambatan yang dirasa menghambat kegiatan teknis pembelajaran yang dilakukan. Pengetahuan siswa terhadap atlas dan peta yang masih kurang. Disamping itu, siswa BIMBEL dalam menyalin peta ke buku gambar dengan teknik grid mengalami kesulitan, hasil salinan peta tidak sesuai dengan yang diharapkan tutor dan banyak penyimpangan. Sehingga warga asuh masing sulit untuk memahami apa yang dijelaskan tutor.
2.2.2.      Hambatan non teknis
Hambatan yang paling besar mempengaruhi kegiatan program keluarga asuh ini adalah hambatan yang bersifat non teknis. Hambatan non teknis yang di temukan berupa masalah dana dan waktu. Dana yang dikeluarkan berasal dari tutor tersendiri, dana sangat diperlukan oleh tutor mengingat perlunya penyediaan berbagai media (peta, atlas, dan buku gambar) yang dapat mendukung kegiatan program keluarga asuh ini. Dana juga diperlukan untuk biaya transportasi ke tempat pelaksanaan. Desa Gunungsari jaraknya cukup jauh dari Kota Singaraja. Dana yang paling bayak dikeluarkan khususnya pada awal-awal kegiatan.
Selain masalah dana, hambatan yang ditemui berupa masalah waktu. Anak BIMBEL hanya bias diajar full pada hari Minggu karena hari libur sedangkan untuk hari Sabtu diajar sorenya hanya satu jam saja. Untuk tutor sendiri mengalami kesulitan memberikan BIMBEL karena adanya kegiatan PPL di sekolah latihan. Jadi waktu KKN berbenturan dengan diadakannya kegiatan PPL di sekolah latihan. Waktu yang ditentukan juga sering mengalami perubahan karena adanya kesibukan lain dari warga asuh itu sendiri. Tutor juga mengalami kesulitan dalam pembagian waktu untuk pembelajaran warga belajar program KUM dan pembelajaran warga asuh. Sehingga waktu dalam BIMBEL ini sangat terbatas sekali.
Itulah beberapa hambatan penting yang ditemui selama kegiatan program keluarga asuh di Desa Gunungsari tepatnya di Dusun Puspajati. Hambatan-hambatan tersebut dirasa perlu untuk dicarikan solusi guna memperlancar kegiatan yang dilakukan. Solusi yang ditawarkan oleh tutor dalam kegiatan keluarga asuh ini akan dipaparkan pada penjelasan berikutnya.

2.3 SOLUSI YANG DITAWARKAN UNTUK MENGATASI HAMBATAN KEGIATAN
Ada beberapa solusi yang ditawarkan oleh tutor untuk menghadapi hambatan yang ditemui yaitu sebagai berikut.
a.    Kurangnya pengetahuan siswa terhadap peta dan atlas ini dicarikan solusi dengan menyediakan buku-buku penunjang, setiap anak BIMBEL diberikan satu atlas, jadi ada tiga atlas yang diberikan kepada anak BIMBEL,  yang nantinya dapat dibaca dan dipelajari oleh anak BIMBEL ketika tidak dilaksanakan BIMBEL di tempat tersebut. Disamping itu tutor juga memberikan buku gambar A4 kepada masing-masing anak BIMBEL untuk dipakai praktek dalam kegiatan menyalin peta dari atlas ke buku gambar.
b.    Untuk masalah dana, tutor memberikan alternatif dengan mengumpulkan dana dari urunan tiap-tiap tutor dalam satu kelompok. Hal ini sedikit tidaknya membantu dalam pengeluaran dana. Disamping itu karena kegiatan ini dilakukan oleh satu individu (tutor sendiri), tutor mengeluarkan dananya untuk membeli 3 atlas dan 3 buku gambar yang kemudian diberikan kepada masing-masing anak BIMBEL.
c.    Masalah waktu yang bertabrakan dengan kegiatan kampus lain dan kegiatan dari anak BIMBEL, tutor memberikan solusi dengan mencari waktu yang disesuaikan dengan kesiapan siswa dan kesesuaian jam tenggang yang dimiliki tutor. Jam yang disesuaikan tersebut diberikan kebebasan kepada anak BIMBEL sehingga kalau sudah siap kapan pun bisa dilaksanakan biarpun waktu tersebut pagi, siang maupun malam hari.
d.   Dari beberapa solusi yang ditawarkan tersebut dapat mengatasi kendala yang dihadapi oleh tutor sehingga kegiatan ini dapat berlangsung dengan baik meskipun tidak secara sempurna tetapi dapat membantu keluarga yang menjadi anak BIMBEL dalam kegiatan KKN tersebut. 




BAB III

PENUTUP

3.1    SIMPULAN
Dari beberapa pembahasan yang di paparkan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
3.1.1.      Kegiatan ini dilakukan dalam tiga tahapan, yakni tahap awal (persiapan dan pengenalan), tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian.
3.1.2.      Beberapa hambatan yang ditemui dalam kegiatan ini adalah berupa hambatan teknis yakni kurangnya pengetahuan warga asuh terhadap atlas dan peta dan hambatan non teknis berupa hambatan dalam bidang dana dan waktu.
3.1.3.      Beberapa solusi yang ditawarkan antara lain, pemberian buku atlas kepada tiga anak BIMBEL untuk dipelajari secara mandiri diluar kegiatan BIMBEL, dana yang dikeluarkan sebelum uang dicairkan oleh lembaga, dilakukan dengan cara, tutor mengumpulkan sejumlah uang sendiri dari masing-masing tutor dalam kelompok, dan uang saku tutor sendiri. Masalah wktu ini disesuaikan dengan kesiapan dari masing-masing anak BIMBEL.

3.2    SARAN
Kegiatan keluarga asuh ini disisipkan serangkaian dengan program KKN keaksaraan dasar dan usaha mandiri dilakukan dan tentu saja program ini memiliki tujuan yang sangat baik. Sehingga sebaiknya kegiatan ini dapat dirancang dan dilaksanakan tanpa membebani tutor dengan berbagai kegiatan kampus yang sifatnya bersamaan yang menyebabkan kegiatan ini kurang optimal. Kegiatan ini juga nantinya dapat dilanjutkan dan dilaksanakan kembali saat lanjutan KKN berikutnya sehingga kemampuan dari warga asuh terus berkembang. Dari berbagai saran tersebut mudah-mudahan dapat dipertimbangkan dan segala sesautu dari kegiatan KKN ini baik yang program KUM maupun keluarga asuhnya jika terjadi perubahan mohon pemberitahuannya tidak bersifat mendadak atau insedental sehingga tidak memberatkan mahasiswa sebagai tutor dalam kegiatan ini dan nantinya bisa menghambat program-program tersebut yang sudah dirancang jauh-jauh hari.



DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. http://undiksha.ac.id/index.php?c=Visi%20Dan%20Misi&md= mn&kid=. Diakses pada 28 September 2011.
Kominfo. 2011. http://www.bulelengkab.go.id/profil-desa/1181-profil-desa-gunungsari. diakses pada 28 Oktober 2011.
























Lampiran - lampiran

Komentar

  1. ayoo broo semangat..... gae blogs se indah mungkin....

    BalasHapus

Posting Komentar